BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Begini Cara Mengatasi Rambut Rontok Akibat Stres, Kamu Sedang Alami?

Begini Cara Mengatasi Rambut Rontok Akibat Stres

Bariskabar - Rambut rontok adalah masalah yang hampir semua orang pernah alami. Ada yang mengalaminya sebentar, ada juga yang cukup lama. Banyak orang panik ketika melihat helai rambut memenuhi lantai kamar mandi atau sisir setiap pagi. Perasaan cemas semakin besar ketika jumlah rambut yang rontok tampak tidak normal.

Sebenarnya, kehilangan rambut dalam jumlah tertentu adalah hal biasa. Rata-rata, seseorang bisa kehilangan 50 hingga 100 helai rambut per hari. Itu masih tergolong normal karena rambut memiliki siklus alami untuk tumbuh, beristirahat, dan rontok. Namun, masalah mulai muncul jika kerontokan terjadi lebih parah dari biasanya. Apalagi jika rambut terlihat menipis dalam waktu singkat.

Salah satu penyebab yang sering terabaikan adalah stres. Banyak orang mengira kerontokan rambut hanya berkaitan dengan faktor genetik, usia, atau perawatan rambut yang salah. Padahal, kondisi mental dan emosional juga memainkan peran besar. Tekanan psikologis bisa memengaruhi siklus rambut dan memicu kerontokan yang dikenal sebagai telogen effluvium (TE).

Kabar baiknya, kerontokan akibat stres biasanya bersifat sementara. Rambut bisa tumbuh kembali setelah tubuh dan pikiran kembali stabil. Namun, bukan berarti kondisi ini boleh diabaikan begitu saja. Jika tidak ditangani dengan tepat, rambut bisa kehilangan kekuatan dan pertumbuhannya terganggu lebih lama.

Artikel ini akan mengupas secara mendalam tentang rambut rontok akibat stres. Mulai dari penyebab, cara mengenali, hingga langkah praktis untuk mengatasinya. Dengan bahasa sederhana dan tips yang mudah dipahami, kamu bisa mengetahui apa yang harus dilakukan saat rambut mulai rontok karena stres.

Mengapa Stres Bisa Membuat Rambut Rontok?

Stres bukan hanya menyerang pikiran, tetapi juga tubuh secara keseluruhan. Ketika stres, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Hormon ini bisa mengganggu siklus alami rambut.

Normalnya, rambut memiliki tiga fase pertumbuhan:

  1. Anagen – fase pertumbuhan aktif rambut.

  2. Catagen – fase transisi di mana rambut berhenti tumbuh.

  3. Telogen – fase istirahat sebelum rambut rontok secara alami.

Saat stres, banyak rambut berpindah lebih cepat ke fase telogen. Akibatnya, rambut yang seharusnya masih tumbuh jadi berhenti lebih awal dan rontok. Kondisi ini disebut telogen effluvium. Biasanya kerontokan mulai terlihat 2–3 bulan setelah periode stres berat.

Contoh penyebab stres yang bisa memicu kerontokan antara lain:

  • Kehilangan pekerjaan.

  • Masalah hubungan atau keluarga.

  • Tekanan akademik atau pekerjaan.

  • Sakit parah atau operasi.

  • Gangguan tidur kronis.

Kerontokan ini biasanya tidak permanen, tetapi sangat mengganggu kepercayaan diri.

Cara Mengenali Kerontokan Rambut akibat Stres

Kerontokan akibat stres memiliki ciri khas yang bisa dibedakan dari kerontokan karena faktor lain. Beberapa tanda yang bisa kamu perhatikan:

  • Rambut rontok lebih banyak dari biasanya, terutama saat keramas.

  • Rambut terasa lebih tipis merata, bukan hanya di bagian tertentu.

  • Rontok terjadi sekitar 2–3 bulan setelah periode stres berat.

  • Tidak ada bercak botak seperti pada alopecia areata.

Jika kamu mengalami kondisi di atas, besar kemungkinan rambut rontok dipicu oleh stres. Namun, sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter kulit atau trikologis agar lebih pasti.

7 Cara Mengatasi Rambut Rontok akibat Stres

Sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu: cara mengatasi rambut rontok akibat stres. Ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan, baik secara medis maupun perawatan sehari-hari.

1. Pahami bahwa Rambut Bisa Tumbuh Kembali

Kamu perlu tahu bahwa kerontokan akibat stres biasanya hanya sementara. Setelah fase telogen selesai, rambut akan tumbuh kembali dengan sendirinya. Namun, proses ini bisa memakan waktu beberapa bulan.

Dengan memahami hal ini, kamu bisa lebih tenang. Panik berlebihan justru akan memperparah stres, dan siklusnya akan makin sulit diputus.

2. Konsultasi dengan Dokter atau Trikologis

Jika kerontokan terasa berlebihan, jangan tunggu terlalu lama. Segera konsultasikan ke dokter kulit atau ahli trikologi. Mereka bisa membantu memastikan apakah kerontokan benar-benar akibat stres atau ada faktor lain, seperti:

  • Masalah hormonal.

  • Kekurangan zat besi.

  • Gangguan tiroid.

Diagnosis yang tepat sangat penting agar perawatan bisa sesuai kebutuhanmu.

3. Gunakan Perawatan Topikal dan Oral

Ada berbagai perawatan medis yang bisa membantu mempercepat pemulihan rambut, misalnya:

  • Minoxidil untuk merangsang pertumbuhan rambut baru.

  • Finasteride pada pria untuk mengurangi kerontokan.

  • Steroid topikal untuk memperlambat kerontokan akibat peradangan.

  • Terapi LED merah yang membantu melancarkan sirkulasi kulit kepala.

  • PRP (Platelet-Rich Plasma), suntikan plasma darah yang kaya nutrisi untuk menstimulasi folikel rambut.

Namun, penggunaan obat atau terapi ini harus dengan pengawasan dokter. Jangan sembarangan mencoba sendiri.

4. Perhatikan Asupan Gizi

Nutrisi yang cukup sangat berpengaruh pada kesehatan rambut. Kekurangan vitamin D, zat besi, atau protein bisa memperburuk kerontokan.

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan rambut antara lain:

  • Ikan salmon dan tuna yang kaya omega-3.

  • Bayam dan kacang-kacangan untuk zat besi.

  • Telur dan ayam untuk protein berkualitas.

  • Susu dan jamur untuk vitamin D.

Dengan pola makan seimbang, rambut mendapat nutrisi optimal dari dalam.

5. Rawat Rambut dan Kulit Kepala dengan Lembut

Kebiasaan perawatan rambut juga memengaruhi proses pemulihan. Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Kurangi frekuensi mewarnai rambut.

  • Hindari penggunaan catokan atau hair dryer bersuhu tinggi.

  • Jangan pakai dry shampoo terlalu sering.

  • Gunakan sampo ringan tanpa bahan keras.

Perawatan yang lembut membantu rambut tumbuh sehat tanpa kerusakan tambahan.

6. Dokumentasikan Perkembangan Rambut

Ambil foto rambut secara berkala. Dokumentasi ini bisa membantu memantau apakah rambut mulai membaik atau justru semakin rontok. Foto bisa diambil setiap dua minggu sekali dari berbagai sudut: depan, samping, dan atas. Dengan begitu, kamu bisa lebih tenang karena ada bukti visual perkembangan.

7. Kelola Stres dengan Baik

Karena penyebab utama adalah stres, langkah paling penting tentu mengelola pikiran. Ada banyak cara sederhana untuk menurunkan stres, misalnya:

  • Meditasi atau yoga setiap hari.

  • Olahraga ringan seperti jogging atau bersepeda.

  • Tidur cukup minimal 7 jam per malam.

  • Menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman dekat.

  • Membatasi penggunaan media sosial jika membuat pikiran terbebani.

Dengan stres yang lebih terkendali, tubuh akan lebih mudah memulihkan siklus rambut.

Tabel: Perbedaan Kerontokan Rambut

Penyebab Ciri-Ciri Utama Apakah Bisa Pulih?
Stres (TE) Rontok merata, muncul 2-3 bulan setelah stres Ya, bisa pulih
Alopecia Areata Bercak botak bulat, mendadak Bisa, tapi butuh perawatan medis
Genetik (AGA) Menipis bertahap di area tertentu Tidak pulih alami
Nutrisi Buruk Rambut rapuh dan mudah patah Bisa pulih dengan gizi seimbang

Kesimpulan

Rambut rontok akibat stres memang bisa membuat panik, tetapi jangan terburu-buru menyimpulkan yang terburuk. Kondisi ini biasanya hanya sementara dan bisa pulih jika kamu melakukan perawatan yang tepat. Kuncinya adalah memahami penyebabnya, menjaga pola hidup sehat, dan mengelola stres dengan baik.

Kalau kamu sedang mengalaminya, jangan khawatir. Mulailah dengan langkah sederhana, seperti menjaga asupan nutrisi, mengurangi kebiasaan merusak rambut, dan memberi waktu tubuh untuk pulih. Jika kerontokan terasa berlebihan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Ingat, rambut bukan hanya soal penampilan. Rambut juga mencerminkan kesehatan tubuh dan pikiran. Jadi, dengan merawat keduanya secara seimbang, kamu tidak hanya mengatasi rambut rontok, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.

Komentar0

Type above and press Enter to search.