BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Kupas Osteosarkoma Kanker Tulang pada Anak & Remaja, Ini Cara Penyembuhannya

Kupas Osteosarkoma Kanker Tulang pada Anak & Remaja, Ini Cara Penyembuhannya

Bariskabar - Bayangkan seorang remaja bernama Dina, umur 14 tahun, yang aktif bermain basket. Mulai dari latihan biasa, dia merasa ada nyeri di lututnya kalau loncat atau lari turun tangga. Awal‑awal dia kira cuma keseleo ringan. Tapi setelah beberapa minggu, nyerinya makin sering, terutama malam hari, dia juga mulai membengkak di sekitar lutut. 

Suatu hari, tanpa terjatuh atau terpukul keras, lututnya retak saat dia menendang bola. Ini membuat orang tua dan gurunya curiga. Setelah diperiksa di rumah sakit, ternyata itu adalah tanda osteosarkoma, kanker tulang. Kisah fiktif ini mungkin terdengar dramatis, tapi ini sangat mendekati kenyataan banyak kasus serupa.

Cerita seperti ini sering terulang di berbagai tempat. Kenapa? Karena gejalanya sering disalahartikan, dianggap biasa, atau terlalu lama diabaikan. Apa yang awalnya dianggap pegal berubah jadi masalah serius. Mari kita lihat lebih rinci soal osteosarkoma: bagaimana gejalanya muncul, kapan harus khawatir, dan bagaimana langkah terbaik bila dicurigai.

Apa Sebenarnya Osteosarkoma Itu?

  • Osteosarkoma adalah kanker yang bermula dari sel‑tulang (sel osteoid) sehingga tumor tumbuh di dalam tulang itu sendiri.

  • Umumnya muncul di tulang panjang, terutama di bagian ujung tulang dekat sendi, seperti lutut, bahu, dan leher tulang paha.

  • Anak dan remaja usia sekitar 10‑20 tahun lebih sering terkena karena masa pertumbuhan (growth spurt). Sel‑sel tulang membelah dengan cepat, sehingga peluang mutasi atau kegagalan kontrol pembelahan sel juga meningkat.

Faktor Risiko yang Bisa Meningkatkan Peluang

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, ada beberapa faktor yang diyakini ikut berperan:

  1. Pertumbuhan cepat: Masa pubertas dengan percepatan pertumbuhan tulang.

  2. Riwayat genetik atau sindrom bawaan: Anak yang punya kelainan gen tertentu seperti sindrom kanker (misalnya sindrom yang menyebabkan mutasi genetik bawaan) punya risiko lebih tinggi.

  3. Penyakit tulang sebelumnya yang mengganggu struktur normal tulang.

  4. Riwayat paparan radiasi tinggi di area tulang pada masa lalu.

Kendati ada faktor‑faktor ini, banyak kasus tidak punya faktor risiko yang jelas, sehingga semua anak dan remaja harus tetap waspada terhadap gejala yang muncul.

Gejala‑Gejala Khas yang Harus Diingat

Berikut ini beberapa gejala yang sering muncul, meski kadang tidak semua muncul sekaligus:

  • Nyeri: Nyeri tulang atau sendi yang terus‑menerus. Pada awalnya bisa timbul hilang timbul, makin parah kalau malam hari atau saat istirahat. Terkadang makin terasa setelah aktivitas fisik. (Ingat: olahraga atau lompat bisa memperparah sensasi)

  • Pembengkakan / benjolan: Di area sekitar tulang yang sakit akan muncul benjolan keras. Kadang terasa hangat juga.

  • Kesulitan bergerak: Jika tumor di dekat sendi, gerakan bisa terbatas; anak menjadi malas melipat lutut, mengangkat tangan, atau berjalan dengan normal.

  • Patah tulang ringan: Sering disebut fraktur patologis, yaitu patah tulang yang seharusnya tidak terjadi bila tulang normal (misalnya jatuh ringan, cedera ringan).

  • Nyeri malam hari: Nyeri makin terasa di malam hari, membangunkan tidur.

  • Gejala sistemik: Penurunan berat badan, lelah terus‑menerus, demam rendah.

  • Gejala akibat penyebaran (metastasis): Bila penyebaran sudah terjadi—sering ke paru‑paru—bisa muncul batuk, sesak napas, nyeri dada.

Waktu di Mana Gejala Harus Diwaspadai

Ada beberapa periode atau situasi yang seharusnya membuat kita ~lebih waspada:

  • Bila nyeri tulang/sendi berlangsung lebih dari 2‑3 minggu tanpa perbaikan.

  • Bila nyeri sering muncul di malam hari atau saat istirahat.

  • Bila ada benjolan keras, tumbuh perlahan, semakin besar.

  • Bila gerakan sendi atau anggota tubuh menjadi terbatas, atau ada perbedaan fungsi dibanding sisi yang lain.

  • Bila muncul patah tulang tanpa trauma signifikan.

Bagaimana Dokter Menegakkan Diagnosis

Setelah keluhan seperti di atas muncul, dokter akan melakukan langkah‑langkah ini:

  1. Pencatatan riwayat lengkap: sejak kapan nyeri, seberapa lama, apakah ada kejadian cedera, progresivitasnya.

  2. Pemeriksaan fisik: melihat benjolan, pembengkakan, perubahan warna, panas, perubahan bentuk tubuh.

  3. Pencitraan: mulai dari rontgen, MRI, CT scan.

  4. Biopsi: mengambil sebagian jaringan dari tumor untuk diperiksa di laboratorium.

  5. Pemeriksaan penyebaran: scan dada, scan tubuh, untuk tahu apakah sudah menyebar ke paru atau tulang lain.

Pilihan Pengobatan

Pengobatan osteosarkoma pada anak dan remaja biasanya melibatkan kombinasi beberapa cara:

  • Kemoterapi: dilakukan sebelum operasi (neoadjuvant) untuk mengecilkan tumor, dan setelah operasi (adjuvant) untuk membunuh sel kanker sisa.

  • Operasi: mengangkat tumor. Banyak usaha dilakukan agar tetap bisa menyelamatkan anggota tubuh (limb‑sparing surgery), tapi kalau tumor sudah sangat menyebar atau melibatkan saraf/pembuluh darah besar, opsi amputasi mungkin dipertimbangkan.

  • Radioterapi: jarang menjadi langkah utama karena osteosarkoma kurang sensitif terhadap radiasi, tapi bisa digunakan dalam kondisi tertentu.

  • Perawatan pendukung: pengendalian nyeri, nutrisi, fisioterapi setelah operasi, serta dukungan psikologis.

Prognosis: Apa Harapan untuk Anak dan Remaja?

  • Bila tumor terdeteksi awal, belum menyebar, dan pengobatan dilakukan lengkap, harapan hidup lima tahun bisa cukup tinggi.

  • Bila sudah ada metastasis ke paru‑paru atau organ lain, prognosis biasanya jauh lebih buruk.

  • Respons terhadap kemoterapi juga penting: semakin baik responsnya, semakin besar kemungkinan operasi bisa dilakukan lebih optimal dan peluang sembuh meningkat.

Variasi Kasus dan Tahun Bertahan Hidup

  • Ada anak yang mulai dengan gejala ringan, tapi tumor tumbuh cepat dalam beberapa bulan.

  • Ada yang datang saat sudah ada benjolan besar atau tumor sudah makin menyebar.

  • Perbedaan fasilitas medis, akses ke rumah sakit spesialis, dan kecepatan diagnosis sangat mempengaruhi hasilnya.

Tips untuk Orang Tua & Remaja

  • Dengarkan keluhan anak tanpa menganggapnya remeh. Bila nyeri tak biasa, sampaikan ke dokter.

  • Perhatikan perubahan bentuk tubuh, benjolan, pembengkakan.

  • Catat sejak kapan gejala muncul dan apa yang membuatnya lebih buruk atau lebih baik. Ini bisa membantu dokter.

  • Jangan tunda lawatan ke fasilitas medis bila gejala menetap atau membesar.

  • Cari second opinion jika dokter awal tidak yakin atau hasil diagnosa masih kabur.

Kesimpulan

Gejala osteosarkoma bisa muncul secara bertahap, sering disalahartikan, dan kadang dianggap pegal biasa. Tapi tanda‑tanda seperti nyeri terus‑menerus, benjolan, nyeri malam hari, atau patah tulang ringan bisa menjadi sinyal bahaya. 

Anak dan remaja sangat rentan, terutama saat pertumbuhan cepat. Diagnosis dini, pengobatan komprehensif, dan dukungan keluarga serta tenaga medis bisa membuat perbedaan besar. Sebaiknya waspada dan bertindak cepat bila ada gejala yang mencurigakan. Dengan begitu, peluang sembuh lebih tinggi dan beban yang harus dijalani bisa lebih ringan.

Komentar0

Type above and press Enter to search.

www.bukakabar.com www.webteknologi.com