BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Beberapa Perbedaan Akting dalam Anime dengan Film atau Drama Jepang

Beberapa Perbedaan Akting dalam Anime dengan Film atau Drama Jepang

Bariskabar - Kalau kita bicara soal hiburan Jepang, tentu ada banyak pilihan menarik. Anime, film, dan drama Jepang (sering disebut dorama) selalu punya tempat khusus di hati penonton. Masing-masing bentuk hiburan ini punya daya tarik unik yang bikin orang betah mengikutinya. Anime hadir dengan visual animasi penuh warna yang memanjakan mata dan sering kali menghadirkan cerita imajinatif. Film dan drama Jepang menampilkan artis sungguhan dengan akting yang menghidupkan karakter dalam suasana nyata.

Meski sama-sama berbentuk tontonan audio visual, cara penyampaian ceritanya terasa sangat berbeda. Anime menggandalkan suara seiyu (pengisi suara), ekspresi visual karakter animasi, dan dunia yang bisa melampaui batas realita. Film serta drama Jepang lebih mengutamakan akting natural para artis dengan gerakan, ekspresi, dan dialog yang terasa nyata. Di balik semua itu, ada perbedaan besar dalam gaya akting yang patut kita bahas lebih dalam.

Bagi sebagian orang, perbedaan ini mungkin tidak begitu terlihat jelas. Namun, bagi penikmat setia, perbedaan akting antara seiyu dalam anime dan artis di film maupun drama bisa sangat terasa. Dari cara penyampaian emosi, intonasi, ekspresi, hingga pendekatan akting, ada keunikan masing-masing. Nah, di artikel ini kita akan membahas beberapa perbedaan akting antara anime dengan film atau drama Jepang.

Akting yang Lebih Natural dalam Film dan Drama Jepang

Film dan drama Jepang punya keunggulan dalam menampilkan realita. Artis yang memerankan karakter benar-benar hadir di depan kamera. Mereka menggunakan ekspresi wajah, bahasa tubuh, serta intonasi suara yang wajar. Semua terasa natural karena memang dekat dengan kehidupan nyata.

Contohnya, ketika seorang karakter marah, artis akan memperlihatkan wajah tegang, nada tinggi, bahkan gerakan tubuh spontan. Semua itu mirip dengan kejadian yang bisa kita lihat sehari-hari. Karena itulah akting dalam film atau drama sering disebut lebih realistis.

Jika dibandingkan dengan anime, akting artis di film dan drama cenderung lebih halus. Tidak ada penggambaran ekspresi yang terlalu dilebih-lebihkan. Bahkan dialognya lebih mendekati percakapan normal. Ini membuat penonton merasa dekat dengan tokoh karena terlihat nyata.

Kalau diibaratkan makanan, akting dalam film dan drama Jepang mirip dengan sayur bening. Rasanya sederhana, ringan, tapi menyegarkan. Tidak banyak bumbu, namun tetap nikmat dan bisa dinikmati semua kalangan.

Akting Seiyu dalam Anime yang Lebih Unik dan Ekspresif

Berbeda dengan film atau drama, anime tidak bisa hanya mengandalkan gambar bergerak. Karakter dalam anime adalah gambar dua dimensi atau tiga dimensi yang perlu dihidupkan dengan suara. Di sinilah peran seiyu sangat penting.

Seiyu bukan hanya membaca naskah, tetapi harus memberikan nyawa pada karakter. Mereka sering kali perlu menebalkan emosi agar penonton bisa langsung menangkap perasaan tokoh. Misalnya, ketika karakter terkejut, suara seiyu bisa melonjak dramatis. Atau ketika sedih, intonasi dibuat sangat dalam hingga terasa menusuk hati.

Ekspresi suara inilah yang membuat anime terasa hidup. Banyak seiyu bahkan punya ciri khas suara yang langsung dikenali. Penonton sering mengingat karakter bukan hanya dari wajah animasi, tapi juga dari suara khas seiyu.

Kalau diibaratkan makanan, akting seiyu seperti rendang. Rasanya kaya, bumbu tebal, dan meninggalkan kesan kuat. Bahkan setelah selesai menonton, suara khas seorang seiyu bisa terus terngiang.

Perbedaan Gaya: Seiyu Reguler dan Seiyu Alternatif

Tidak semua seiyu punya gaya akting yang sama. Ada yang dikenal karena suara khasnya, ada juga yang menonjol karena akting natural.

Seiyu Reguler

Seiyu reguler biasanya punya suara khas yang langsung bisa dikenali. Mereka menggunakan kekuatan suara unik untuk menghidupkan karakter. Misalnya:

  • Takehito Koyasu dengan suara khas “Za Warudo” saat memerankan Dio Brando.

  • Saori Hayami dengan suara lembutnya sebagai Shinobu Kochou di Kimetsu no Yaiba.

  • Miyuki Sawashiro dan Kenjirou Tsuda yang bahkan dengan tarikan napas saja bisa dikenali.

Suara khas mereka sudah menjadi brand yang melekat kuat. Setiap kali muncul di anime baru, penonton bisa langsung mengenali.

Seiyu Alternatif

Berbeda dengan seiyu reguler, seiyu alternatif lebih mengandalkan pendekatan akting natural. Gaya mereka mirip artis film atau drama. Jadi, suara yang dihasilkan tidak terlalu dilebih-lebihkan.

Contoh seiyu alternatif antara lain:

  • Miyu Irino sebagai Jinta Yadomi dalam AnoHana.

  • Sumire Morohoshi sebagai Emma dalam Yakusoku no Neverland.

  • Yume Miyamoto dan Shion Wakayama yang juga punya latar belakang teater.

Pendekatan mereka membuat karakter terdengar lebih realistis. Cocok untuk anime dengan cerita emosional atau drama kehidupan.

Faktor Produksi dan Target Penonton

Perbedaan akting tidak lepas dari proses produksi. Anime diproduksi dengan tujuan hiburan imajinatif yang luas. Karakter bisa berusia ratusan tahun, punya kekuatan super, atau berperilaku ekstrem. Karena itu, akting seiyu harus bisa menyesuaikan dengan dunia fantasi tersebut.

Sebaliknya, film dan drama Jepang lebih membumi. Ceritanya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Penonton diajak merasa bahwa tokoh benar-benar nyata. Jadi, akting yang natural lebih dibutuhkan.

Target penonton juga berbeda. Anime sering ditujukan untuk berbagai usia, termasuk remaja dan anak-anak. Drama dan film Jepang cenderung menyasar penonton dewasa yang mencari kisah realistis.

Akting Itu Tidak Ada yang Paling Benar

Menariknya, baik seiyu maupun artis sama-sama menghadapi tantangan besar. Tidak ada patokan mutlak mana akting yang paling benar. Semua kembali pada kebutuhan cerita, karakter, dan gaya produksi.

Bahkan karakter yang sama, jika diperankan dua seiyu berbeda, hasilnya bisa sangat berbeda. Penonton mungkin lebih suka salah satu, namun itu bukan berarti yang lain salah.

Bahkan seiyu yang sama pun bisa berubah gaya akting. Misalnya dalam sekuel anime, ketika informasi karakter bertambah, pendekatan akting pun ikut berkembang. Pengalaman hidup seiyu juga memengaruhi hasil akting mereka.

Tabel Perbandingan Akting Anime vs Film/Drama Jepang

Aspek Anime (Seiyu) Film/Drama Jepang (Artis)
Media Animasi Aktor nyata
Gaya Akting Ekspresif, dilebih-lebihkan Natural, realistis
Fokus Suara unik, intonasi kuat Gestur, ekspresi wajah, intonasi wajar
Contoh Takehito Koyasu, Saori Hayami Takuya Kimura, Satomi Ishihara
Target Penonton Luas, termasuk remaja dan anak-anak Umumnya remaja dan dewasa
Tantangan Menghidupkan karakter imajinatif Menampilkan emosi realistis

Penutup: Dua Dunia yang Sama-Sama Menarik

Pada akhirnya, baik anime maupun film dan drama Jepang punya daya tarik masing-masing. Akting seiyu dalam anime memberikan warna unik yang tidak bisa digantikan. Sementara akting artis dalam film dan drama menghadirkan kedekatan nyata yang membuat penonton terhanyut.

Keduanya tidak bisa dibandingkan secara mutlak, karena memang tujuan dan pendekatannya berbeda. Justru perbedaan inilah yang membuat dunia hiburan Jepang semakin kaya. Penonton bebas memilih, apakah ingin larut dalam dunia fantasi anime, atau menikmati kisah realistis lewat film dan drama.

Yang jelas, baik seiyu maupun artis, mereka semua sama-sama seniman. Mereka bekerja keras untuk menghadirkan akting terbaik sesuai karakter yang diperankan. Jadi, sebagai penonton, kita cukup duduk manis, menikmati, dan mengapresiasi karya mereka.

Komentar0

Type above and press Enter to search.